MENYONGSONG RAMADHAN
Oleh abu din samalanga
Tanpa terasa, beberapa hari lagi kita akan
memasuki bulan yang penuh keutamaan, keistimewaan dan keagungan. Yakni bulan
suci ramdhan. Bulan yang dikatakan awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah
pengampunan dosa dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.
Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu dan dinanti-nantikan oleh
Rasulullah SAW, Shahabat Beliau dan segenap umat muslimin. Bahkan Rasulullah
SAW sendiri seringkali berdoa kepada Allah agar diberi kesempatan untuk
beribadah dan menikmati keindahan bulan suci ramadhan.
Dalam sebuah
hadits disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,
“ " اللهم برك لنا في رجب و شعبان وبلغنا رماضانا
“Ya Allah berkatilah kami dibulan
Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami kebulan Ramadhan”
Bulan-bulan haram, yakni muharram, rajab, dzulhijjah, dan dzulqa’dah juga
memiliki banyak keutamaan. Namun Rasulullah SAW tidak pernah berdoa agar
dirinya disampaikan kebulan tersebut.(I’anatut-Thalibin 2hal 272)
Hal ini tentu saja karena keutamaan yang ada dalam bulan ramadhan tidak
sama dan jauh berbeda dangan bulan-bulan yang lain. Berikut ini kami sebutkan
secara ringkas keutamaan ramadhan.
KEUTAMAAN-KEUTAMAAN
RAMADHAN
1.
Terdapat Malam Lailatur Qadar.
Allah SWT berfirman,
لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ٣
“Lailatur qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu
bulan”
Allah SWT secara eksplisit menyebutkan bahwa Lailatur Qadar adalah malam
yang lebih baik dari seribu bulan, maksudnya adalah beribadah pada malam tersebut
lebih baik daripada beribadah pada seribu bulan yang lain yang tidak tentu saja
tidak terdapat lailatur qadar didalamnya.(Al-Mahalli 2 Hal 75)
Para ulama berselisih pendapat mengenai kapan persis malam lailatur qadar
terjadi. Imam syafi’i ra lebih cendrung kepada lailatur qadar terjadi pada
malam 21 atau 23 ramadhan.
Sedangkan Imam al-muzani dan ibnu
khuzaimah berpendapat bahwa lailatur qadar berpindah-pindah dari satu malam ke
malam yang lain setiap tahun. (al-mahalli 2 hal 75)
Laliatur qadar juga adalah malam diampuninya segala dosa.
Rasullulah SAW bersabda,
من قام ليلة القدر ايمانا واحتسابا غفر له م تقدم من ذنبه
Artinya,”Siapa saja yang beribadah pada malam Lailatur Qadar maka akan
diampuni dosa-dosanya”.
Namun satu hah yang pasti adalah hampir seluruh ulama
berpendapat bahwa Lailatur Qadar terdapat dalam bulan ramadhan.
Dan orang yang berasumsi bahwa Lailatur Qadar terjadi pada pertengahan Sya’ban
adalah pendapat syadz.( I’anatut-Thalibin 2hal 258)
2.
Bulan Pengampunan Dosa.
Rasulullah SAW bersabda,
من صام ليلة رمضان ايمانا واحتسابا غفر له م تقدم من ذنبه وما تاخر
Artinya,”Siapa saja yang berpuasa dibulan Ramadhan maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang”.
Penyebutan dosa yang akan datang dalam hadits ini terjadi
kemusykilan, karena yang diampuni adalah dosa yang telah terlanjur dilakukan,
bukan yang akan terjadi di masa datang. Para ulama berbeda pendapat dalam
menanggapi persoalan ini.
1.
Pendapat pertama, maksud diampuni dosa yang akan datang adalah Allah menjaga
dan memeliharanya sehingga ia tidak sempat melakukan dosa.
2.
Pendapat kedua, bisa saja ia melakukan dosa, namun Allah akan segera
mengampuninya. (fathul bari)
ORANG-ORANG YANG MENDAPAT
KERUGIAN DIBULAN RAMADHAN
Walaupun ramadhan terdapat banyak keutamaan dan
keagungan, namun ternyata ada juga beberapa golongan manusia yang mendapat
kerugian tatkala berda dalam bulan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda,
عن كعب بن عجرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه و سلم :
احضروا المنبر, فحضرنا فلما ارتقى درجة قال : أمين
ثم ارتقى الثا نية فقال أمين. ثم ارتقى الثا لثة فقال أمين
فلما نزل قلنا يا رسول الله قد سمعنا منك اليوم شيأ ما كنا نسمعه ,
فقال ان جبريل عرض لي فقال : بعد من أدرك رمضان, فلم يغفر له, قلت أمين.
فلما رقيت الثانية قال : بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك, فقلت : أمين.
فلما رقيت الثا لثة قال : بعد من أدرك أبويه الكبر عنده أو أحدهما فلم يدخلاه الجنة, فقلت : أمين.
(رواه الحاكم في المستدرك)
Artinya, “Diriwayatkan dari Sahabat Ka’ab Bin ‘Ajrah
RA. Beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “ hadirilah mimbar”. Kami
pun menghadirinya, maka tatkala menaiki tangga mimbar pertama, rasul berkata “Amien”. Ketika menginjakkan kaki ditangga
yang kedua, Rasul juga berkata “Amien”. Kemudian manakala menaiki tangga mimbar
yang ketiga, Rasul juga berkata “Amien”. Ketika Beliau turun, kami bertanya,”Wahai
Rasulullah, sungguh hari ini kami telah mendengar sesuatu dari engkau.
Rasululllah berkata, bahwa sungguh Jibril datang kepadaku
dan ia berkata wahai Rasulullah barang siapa yang diberi kesempatan oleh Allah
untuk dapat hadir dibulan ramadhan namun ketika Ramadhan berlalu sedangkan
dosa-dosanya tidak diampuni, maka orang tersebut akan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasul menjawab amien.
Manakala aku naik ke tangga mimbar yang kedua, Jibril berkata
ya Rasulullah barang siapa yang disebutkan namamu dihadapannya sedangkan ia
tidak mau bershalawat kepadamu maka orang tersebut akan dijauhkan dari rahmat Allah.
Rasul menjawab amien.”
Dan terakhir tatkala aku naik ke tangga mimbar yang
ketiga, Jibril berkata padaku ya Rasulullah siapa saja yang mendapati kedua
orang tuanya dalam keadaan tua, namun ia tidak pandai menjaga dan merawat
keduanya sehingga orang tuanya tidak menjadi penyebab ia masuk syurga, maka
orang tersebut akan dijauhkan dari rahmat allah. Rasul pun menjawab amien.
(Kitab
Sa’adatud-Daraini Hal230)
Ini adalah doa yang dipanjatkan oleh malaikat termulia,
yakni malaikat Jibril dan diaminkan pula oleh makhluk yang paling mulia, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Maka tidak ada doa yang paling mustajabah dan paling dapat
dipastikan akan diterima selain doa ini.
Dalam hadits diatas telah disebutkan bahwa orang yang
memilki kesempatan berada dibulan ramadhan namun tidak mendapat keampunan
setalah ramadhan meninggalkannya adalah orang yang rugi dan jauh dari rahmat Allah.
Lalu siapa orang yang tidak mendapat keampunan tersebut ?
ORANG-ORANG YANG TIDAK
DIAMPUNI DIBULAN RAMADHAN
1.
شارب خمر ( Peminum Khamar)
Khamar adalah
benda memabukkan yang dapat menghilangkan aqal kesadaran seseorang. Aqal adalah
bagian tubuh terpenting manusia, karena aqal adalah pemimpin bagi
anggota-anggota yang lain. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
قال رسول الله لجبريل, ما السؤداد؟ قال العقل
Artinya,”Rasulullah
bertanya pada Malaikat Jibril AS, siapakah pemimpin sesungguhnya?
Malaikait jibril
menjawab, “aqal” (Mursyidul Amien Hal 18)
Aqal juga
merupakan makhluk allah yang paling mulia dan yang paling pertama diciptakan.
Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasullullah SAW bersabda,
اول ما خلق الله العقل, فقال له أقبل, فأقبل. ثم قال له أدبر فأدبر.
فقال وعزتي و جلالي م خلقت خلقا أكرم علي منك بك أخذ,و بك أعطي و بك أثيب و بك أعاقب
Tanpa aqal,
seorang manusia bisa saja sama dengan binatang. Karena letak perbedaan manusia
dengan makhluk lain adalah pada aqal.
Oleh karena demikian berharganya
aqal, maka sudah sepatutnya manusia memelihara aqalnya dengan tidak mengkonsumsi
benda-benda dan obat-obatan terlarang yang dapat mengganggu kinerja aqal.
Dan karena hal ini pula,
syara’ mewajibkan semua muslim untuk memeliharanya dan termasuk salah satu maqashid
syar’iyah dalam agama.
Syeikh Ibrahim Al-Laqaniy
menyebutkan :
و حفض دين ثم نفس مال نسب عقل و عرض قد وجب
Artinya,”Memelihara
agama, jiwa, harta, keturunan, aqal, dan harga diri adalah suatu kewajiban”.(Mandhumah Matan Jauharah).
Oleh karena hal demikian, bila memang selama ini kita
pernah atau bahkan sudah menjadi rutinitas mengkonsumsi benda-benda yang
merusak aqal, minuman keras, narkoba (apapun jenisnya), marilah sama-sama kita
bertaubat demi menyongsong pengampunan di bulan ramadhan.
2.
قاطع الرحيم (Orang
Yang Memutuskan Tali Silaturrahmi)
Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Hurairah Ra :
عليكم بحسن خلق
ابن هريرة : كيف حسن خلق يا ر سول الله
Artinya : “Rasulullah bersabda pada Abu Hurairah : Senantiasalah
engkau dengan akhlak yang mulia.
Abu hurairah : bagaimana yang dikatakan akhlak mulia.
Rasul menjawab ada 3 kriteria akhlak mulia,
Pertama :
تصل من قطعه
“Engkau menyambung silaturrahmi dengan orang yang memutuskannya denganmu”.
Fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita
saling menyambung serta menjalin tali persaudaraan dengan orang yang tidak
memiliki masalah apapun dengan kita, memperbaiki hubungan dengan orang yang
memang sudah sangat baik dengan kita. Padahal yang dikatakan menjalin
silaturrahmi yang sesungguhnya adalah memperbaiki hubungan dengan orang-orang
yang berbuat jahat kepada kita, orang yang tidak mau berhubungan dengan kita.
Rasulullah bersabda,
ليس الواصل بالمكافئ ولكن الواصل من اذا قطعت رحمه أوصلها
Artinya : ”Tidaklah dikatakan menyambung silaturrahmi
orang yang membalas kebaikan orang lain, tapi hakikat silaturrahmi adalah orang
apabila ia didhalimi, di aniaya, dijahati namun ia malah membalasnya dengan
kebaikan dan menyambung kembali tali persaudaraan yang telah retak dan putus”.
Silaturahhmi mengandung banyak sekali hikmah dan faedah,
salah satunya sebagaiman yang disebutkan oleh rasululllah saw :
ما زار رجل أخا في الله شوقا و رغبة في لقائه الا نداه ملك بخلفه طبت و طاب منشك وصظك الجنة
Artinya : “Tidaklah seorang manusia mengunjungi saudaranya, karena
kecintaan dan keriduan untuk berjumpa dengan saudaranya tersebut, melainkan ia
akan dipanggil oleh malaikat dibelakangnya “berbahagialah engkau dan alangkah
bagus perjalananmu serta berbahagialah engkau dengan syurga”
Kedua :
تعطف من ظلمك
“Engkau memberi maaf terhadap orang yang mendzalimimu”
Kenyataan yang sering kita lihat adalah kita hanya
memberi maaf kepada orang yang sebenarnya tidak pernah bersalah dengan kita,
namun terhadap orang yang pernah menyakiti kita baik dengan perkataan ataupun
dengan perilakunya kita merasa enggan untuk memaafkannnya.
Padahal Rasulullah menyebutkan bahwa kriteria silaturrahmi yang
sesungguhnya adalah memberi maaf terhadap orang yang mendzalimi,
menayakiti dan menganiaya kita.
Apakah alasan kita tidak mau memaafkan orang lain?
Apakah kita merasa bahwa kita adalah orang pilihan, bersih dari dosa atau
yang lainnya sehingga kita merasa lebih baik dari orang lain?
Ops, tunggu dulu..!
Kita perlu merenungi sejenak kisah menyentuh hati berikut
ini.
Dikisahkan bahwa ketika Fir’aun sudah ditenggelamkan oleh Allah dalam laut
sewaktu mengejar pasukan Nabi Musa As.
Karena sudah sekarat dan ia merasa bahwa ia tidak akan bisa bertahan lama, Fir’aun
meminta maaf kepada Nabi Musa As. Namun Nabi Musa tidak mau memaafkannya,
karena mengingat kebiadaban yang dilakukan olehnya sudah sangat melampaui
batas. Tapi apa terjadi kemudian, ternyata keputusan Nabi Musa tidak mau
memaafkannya mendapat teguran dari Allah. Allah menurunkan wahyu kepada Nabi
Musa :
ما أقسى قلبك يا موسى. يستغيث بك فرعون سبعين مرة فلا تغيث. لو أستغيث بي مرة واحدة لأغيث
Artinya :”Alangkah keras hatimu wahai musa, sungguh fir’aun tealah
meminta maaf kepadamu 70 kali namun engkau tidak mau memaafkannya. Sendainya
dia meminta maaf kepadaku sekali saja sungguh aku akan memaafkannya.”
Kita semua tau bagaimana mulia Nabi Musa dan bagaimana
durhakanya Fir’aun. Tidak ada manusia yang pernah diciptakan Allah yang lebih
durjana dari Fir’aun, ia dengan congkak dan sombong berani mengaku dirinya
sebagai Tuhan, dan memaksa seluruh rakyat mesir untuk menyembahnya. Namun
walaupun demikian adanya tetap saja Allah menegur keputusan Nabi Musa yang mau
memaafkannya.
Apalagi kita sekarang, kadang-kadang kesalahan yang dilakukan oleh saudara
kita tidak seberapa, hanya sedikit bila dibandingkan dengan kebaikannya. Tapi
dengan mudahnya kita melupakan kebaikan tersebut hanya karena sedikit keburukan
yang ia lakukan.
Untuk mudah memaafkan orang lain, disini penulis menawarkan 2 konsep yang
barangkali bisa bermanfaat :
Lupakan 2 hal dan ingat 2 hal. Yang perlu diingat adalah kebaikan orang
lain kepada kita dan keburukan kita kepada orang lain.
Sedangkan yang perlu dilupakan adalah kebaikan kita pada orang lain dan
keburukan orang lain pada kita.
Ketiga :
تعطى من حرمك
Artinya : “Memberi terhadap orang yang pelit dan kikir padamu”
Fenomena yang kita saksikan sehari-hari adalah kita hanya
memberi terhadap orang yang memberi kepada kita, mengirim hadiah kepada orang
yang pernah mengirimnya pada kita, namun ketahuilah bahwa pemberian seperti
diatas bukalah bentuk silaturrahmi. Karena esensi silaturahmi yang sesungguhnya
adalah memberi terhadap orang yang tidak mau memberi kepada kita.
3.
عقوق الولدين (Orang Yang Durhaka Pada Orang Tua)
و الله أعلم
EmoticonEmoticon